“Subuh Keliling”
Indahnya Kampung Madani
By Izzata
Allahu Akbar. . . Allahu Akbar. . . merdunya suara adzan dipagi hari.
Alam yang masih sepi sunyi, udaranya yang masih sehat dan segar. Membuat semua ummat mukmin terbangun. Begitu juga dengan kami perserta SCT AL-FATIH. Tapi, maaf ya untuk minggu ini. Yang bangunin bukan suara merdu dari sang muadzin. Tak lain suara serak-serak basah dari kiri-kanan para mujahidah yang kelelahan atau karena keenakkan tidur. (Y) hhaa.. bisanya ngomongin orang, padahal tuh ente juga. Wkwkwk.. eiittss kagak yehh. Ane ngoroknya gak jahanam. Ada jadwalnya juga. Kalau sudah capek tak terhingga, nahh siap-siap tuh. Hela’an nafas berlomba-lomba. :D zzZZZZ
Bikin masuk angin, kantung kelopak mata membesar, mata-pun menjadi merah merona. Bukan pipi ukhti Erti aja yang bisa merona, tapi mata juga bisa. Hhaha.. bayangkan, tidur jam 12 malam, bangunnya jam 3, jam 4 disuruh baris???? 0.o
Dah ini masuk cerita, tepat jam 3 kami bangun, bersiap-siap keluar untuk berbaris. Udah pada baris aja, nguapnya pada gede-gede. Udah mandi belum tuh?? Haha. Setibanya di Masjid untuk shalat Subuh berjama’ah. Perut keroncongan. Syaithonirrojiim mengintip dibalik kelopak mata.
Sudah terjaga dari tidur. Suasana di awal Suling sangat menyejukkan, udara yang segar. Angin bertiup perlahan. Hentakan kaki para mujahidah merapat. Ceramah siap dimulai. Pena, buku, telinga, mata, otakpun beraksi. Dan, semuanya melaksanakan tugas dengan baik. Materi dan ilmu pengetahuan sudah banyak didapati. Bersyukurnya aku pagi ini.
Pertengahan ceramah diikuti dengan baik. Seketika itu, mata mulai berhianat. Perlahan-lahan mengatupi bola hitam-putih. Ditambah lagi perut yang keroncongan disuasana pagi. Syaithonirrojiim mulai beraksi. Lihat sana-sini. Kepala para mujahidahpun mulai mengangguk-angguk. Waduh khusyuknya, pada dengarin ustadz yah.
Hahaaha ternyata tidur. Astaghfirullah. zzZZZ
Ada inisiatif, Kubuka kedua mata ini besar-besar, alhamdulillah bisa diajak kompromi. Yeeeahhh.. Tapi buka privasi, itu karena disogok dengan aroma wangi bawang goreng, dan hangatnya teh poci yang membuat kembang-kempis hidungku. Hahaha. Tidak kuhiraukan lagi, pasti makanan sebentar lagi tiba. Oke, penghianatan akan segera berakhir. Pena, buku, telinga, mata, otakpun beraksi kembali. (bisa-bisa)
0 komentar:
Posting Komentar