BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pertumbuhannya, filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli filsafat atau para filosof sepanjang kurun waktu ini. Dengan objek permasalahan hidup di dunia telah melahirkan berbagai pandangan yang berbeda tetapi saling menguatkan dan berlawanan, waupun objeknya sama. Hal ini disebabkan karena pendekatan yang digunakan oleh para filosof berbeda satu sama lainnya. Karena adanya perbedaan inilah, maka kesimpulan yang dihasilkan berbeda. Akan tetapi pemikiran filsafat tidak pernah berhenti, maka keputusan dan kesimpulannya tidak pernah final. Untuk mengenal perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan, dibawah ini akan diuraikan aliran-aliran filsafat pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan filsafat Pendidikan ?
- Apa yang dimaksud dengan Progressivisme ?
- Apa yang dimaksud dengan Esensialisme ?
- Apa yang dimaksud dengan Rekontruksionalisme ?
- Apa yang dimaksud dengan Eksistensionalisme ?
1.3 Tujuan Makalah
Ø Untuk memenuhi tugas dari Dosen Filsafat Umum Bapak Suradi
Ø Untuk mengetahui pengetian filsafat pendidikan islam
Ø Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Filsafat Umum
Ø Untuk dijadikan sumber bacaan dan sebagai refrensi tambahan.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Filsafat Pendidikan
a. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dua kata philein artinya cinta dan sophos artinya hikmat (wisdom). Orang Arab memindahkan kata Yunani philosophia kedalam bahasa Arab yakni falsafa dengan pola fa’lala, fa’lalah dan fi’lah. Dengan demikian kata benda dan kata kerja falsafa menjadi falsafah atau filsaf. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, kata filsafat bukan berasal dari bahasa Arab falsafah dan bahasa barat philosophy.
Dengan demikian, intisari filsafat adalah “berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-dalamny sehingga sampai kedasar-dasar persoalannya.1 Dalam buku Ali Saifullah tentang definisi filsafat yang dirumuskan oleh ES. Ames sebagai “ comprehensive view of life and its meaning, upon the basis of the results of the various sciences. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian philosophia is the mother of the mother of the sciences and synoptic thinking atau metode berfikir sinopsis.2
b. Pendidikan
Dalam konteks islam pada umumnya kata pendidikan yakni mencakup kepada al-tarbiyah, al-ta’did dan al-ta’lim dan yang digunakan adalah al-tarbiyah. Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepda generasi muda untuk memurnikan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dapat didiskripsikan dan kemudian dipahami masalah-masalah hidup dan perkembangan dalam masyarakat dan dalam proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan.3.
1.Drs. Prasetya.199 7.filsafat Pendidikan.Bandung:Pustaka Setia
2.Drs. Ali Saifullah.1970.Dasar-Dasar Filosof pendidikan.Malang: Lembaga Penerbit IKIP
3.James grible, introduction to philosophy of education, Allyn and Balon .
Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan islam adalah sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai agama islam. Pada dasarnya fungsi ilmu itu adalah menuntut adanya iman dan islam serta amal sholeh. Maka ilmu tidak akan berfungsi sebagai alat untuk melasanakan amanahnya yakni sebagai khalifah fil ‘ardh.4
Jadi filsafat pendidikan adalah sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep, asumsi dan premis yang ada hubungan erat dengan praktek pendidikan yang ditentukan dalam bentuk yang saling melengkapi, bertalian dan selaras. Yang berfungsi sebagai teladan dan pembimbing bagi usaha pendidikan dan proses pendidikan dengan seluruh aspek-aspeknya dan bagi politik dalam suatu negara.
3.2 Aliran-Aliran dalam Filsafat Pendidikan
Untuk mengenal perkembangan perkembangan dunia filsafat pendidikan. Dibawah ini akan diuraikan garis-garis besar aliran-aliran filsafat pendidikan.
3.2.1 Aliran Progressivisme
Aliran Progressivisme adalah suatu aliran filsafat pendidikan yang sangat berpengaruh dalam abad ke 20 ini. Pengaruh itu terasa diseluruh dunia terutama di Amerika Serikat. Usaha pembaharuan didalam lapangan pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progressivisme ini. Biasanya Aliran Progressivisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup liberal. “ the liberal road to cultur”, yang dimaksud dengan ini adalah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
Ø Fleksibel ( tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu)
Ø Curious ( ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
Ø Toleran dan open-minded ( mempunyai hati terbuka )
1. Sifat-Sifat Aliran Progressivisme
Sifat umum aliran progressivisme ada dua yaitu :
Ø Sifat-sifat Negatif
4. Dr.H. Samsul Nizar, M.A.Filsafat Pendidikan Islam.2002.Jakarta:Ciputat Pers
Sifat ini dikatakan negatif karena progressivisme menolak otoriterisme dan absolutisme dalam segala bentuk. Seperti terdapat pada agama, etika, politik, dan epistemologi.
Ø Sifat-sifat Positif
Dalam arti bahwa sifat progressivisme menaruh kepercayaan kekuatan secara alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia dari alam kanduangan sampai ia lahir .-man’s natural power. Yang dimaksudkan disini adalah kekuatan manusia yang terus-menerus untuk melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan takhayul dan kegawatan – kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup. Istilah yang dipakai dalam filsafat untuk menggambarkan pandangan hidup adalah pragmatisme.
Pragmatisme berpendapat bahwa pendidikan adalah alat kebudayaan yang paling baik. Bahwa dengan pendidikan sebagai alat, manusia dapat menjadi “ the masters, not the slaves of social as well as other kinds of natural change”
3.2.2 Aliran Esensialisme
Esensalisme muncul pada zaman Renaissans, dengan ciri-ciri utamanya yang berbeda dengan progressivisme. Perbedaan ini terletak pada pendidikan yang fleksibelitas, dimana serba terbuka untuk perubahan. Karena itu esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama. Sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas.
Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada keduniawian, serba ilmiah dan materelistik dan jga diwarnai oleh aliran idealisme dan realisme. Imam Barnadib (1981)5 ), menyebutkan beberapa tokoh utama yang berpearan dalam penyebaran aliran esensialisme, yaitu :
- Desiderius Erasmus ( abad 15 – permulaan abad 16)
- Johann Amos Comenius
- John Locke
- Johann Henrich Pestalozzi (1746-1827)
- William T. Harris
5. Imam Barnadib, filsafat pendidikan, yayasan penerbit Fip.IKIP, Yogyakarta
Tujuan umum aliran ini adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan di akhirat. Adapun isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia. Kurikulum sekolah merupakan miniatur dunia yang biasa dijadikan sebagai ukuran kenyataan, kebenaran dan kegunaan. Sehingga peranan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan bisa berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip dan kenyataan sosial yang ada di masyarakat.
3.2.3 Aliran Perennialisme
Perennialisme diambil dari ambil dari kata perennial, yang dalam Oxford Advanced learner’s dictionary of Current English diartikan sebagai “ continuing throughout the whole year” atau “Lasting for a very long time”—abadi atau kekal. Dari makna yang terkandung dalam kata itu, maka aliran perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada sifat-sifat dan norma-norma yang kekal dan abadi.
Asas yang dianut aliran perennialisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang berkiblat dua, yaitu:
Ø Perennialisme yang Theologis, yang bernaung dibawah supremasi gereja Katolik, dengan orientasi pada ajaran dan tafsir thomas Aquinas.
Ø Perennialisme Sekuler, yang berpegang pada ide dan cita filosofis plato dan Aristoteles.
Didalam pendidikan aliran ini, sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya : plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki 3 potensi yaitu: nafsu, kemauaan, dan fikiran. Pendidikan hendaknya berorientasi pada masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar dan mempraktekan asas-asas normatif itu dalam semua aspek kehidupan. Bagi Aristoteles tujuan pendidikan adalah “ kebahagiaan ”, untuk mencapai itu, maka aspek jasmani, emosi, dan intelekharus dikembangkan secara seimbang. Sedangkan menurut Thomas Aquinas adalah “ usaha mewujudkan yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas “ aktif dan nyata. Prinsip pendidikan perennialisme telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk Sekolah Dasar, menengah, perguruan tinggi dan pendidikan orang dewasa.
3.2.4 Aliran Rekontruksionalisme
Aliran rekontruksionalisme adalah sepaham dengan aliran perennialisme dalam hendak mengatasi krisis kehidupan modern. Hanya saja jalan yang ditempuhnya berbeda tetapi sesui dengan istilah yang dikandungnya yakni “ berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan yang paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia “ restore to the original form.
Untuk mencapai tujuan itu, maka melalui suatu lembaga dan proses pendidikan , rekontruksionalisme ingin “ merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru ”6. Dan juga diperlukan adanya kerjasama semua bangsa.. Karena para penganut aliran ini, berkeyakinan bahwa hasrat atau tujuan dunia itu sama. Hal inilah yang mendasari dan menjiwai pandangan pemuka-pemuka dunia, seperti yang terumuskan dalam Nourt-South : A Program For Surviral .
3.2.5 Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme biasa dialamatkan sebagai salah satu reaksi dari terhadap peradaban manusia yang hampir punah akibat perang dunia kedua. Dengan demikian, hakekat Eksistensialisme adalah merupakan aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Sebagai aliran filsafat, tetapi aliran ini berbeda dengan filsafat eksistensi.
Pengertian eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logis atau tidak ilmiah eksistensilisme menolak segala bentuk kemutlakan rasional. Dengan demikian aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman, alami dan tidak mau terikat pada hal-hal yang sifatnya abstrat serta spekulatif. Oleh sebab itu, penganut aliran ini nampak aneh dan lepas terhadap norma-norma umum serta freedom.
Pandangan tentang pendidikan, disimpulkan oleh Van Cleve Morris dalam Existentialism and Education, bahwa eksistensialisme tidak menghendaki adanya aturan-aturan pendidikan dalam segala bentuk.
5. Muhammad Noor syam, op. cit.,hal 183
BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep, asumsi dan premis yang ada hubungan erat dengan praktek pendidikan yang ditentukan dalam bentuk yang saling melengkapi, bertalian dan selaras. Adapun aliran-aliran dalam filsafat pendidikan, yaitu :
1. Progressivisme
2. Esensialisme
3. Perennialisme
4. Rekontruksionalisme
5. Eksistensionalisme
3.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah :
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan makalah ini dapat dijadikan sumber bacaan, referensi tambahan dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami sadar didalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah ini. Atas partisipasi para pembaca kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam .Filsafat Pendidikan.Yogyakarta :Yayasan Penerbit Fip.IKIP
Grible, James, Introduction To Philosophy Of Education, Allyn and Balon
Nizar, Samsul. 2002.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta : Ciputat Pers
Prasetya.1997.Filsafat Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia
Saifullah, Ali.1970.Dasar-Dasar Filosof pendidikan.Malang: Lembaga Penerbit IKIP
Zuhairini, dkk.1991.Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar